Di dalam ilmu pemasaran ada pembahasan tentang "real need" (kebutuhan nyata) dan "felt need" (kebutuhan yang dirasakan). Orang tidak akan membeli suatu barang dan jasa sebelum 'merasakan' kebutuhan tersebut. Di sinilah peran advertising. Iklan dibuat agar orang merasakan bahwa ia perlu gadget yang baru karena layarnya lebih bagus, memory lebih besar, prosesor lebih canggih. Atau wanita perlu kosmetik buatan Korea ini karena akan merubah penampilan menjadi lebih cantik dan putih bersih. Tetapi apakah kita memang perlu komputer yang lebih canggih jika pemakaian kita sebatas Microsoft Office (Word, Excel dan Powerpoint). Itulah "real need".
Ada beberapa produk atau jasa yang jelas-jelas "real need" tetapi orang menghindarinya. Jangankan merasakan, timbul dalam benak saja tidak! Misalnya, perawatan gigi. Kita memerlukan jasa dokter gigi untuk membersihkan kotoran yang melekat di gigi kita. Tetapi membayangkan bor gigi yang mendesing, sudah membuat kita kecut hati. Vaksinasi adalah contoh lainnya. Kalau tidak terpaksa dan diultimatum sama pemerintah, orang enggan untuk divaksin Covid-19. Membayangkan jarum suntik menusuk lengan dan wajah orang yang meringis karena disuntik, mengurungkan niat untuk divaksin.
Asuransi termasuk "real need" yang dihindari sebagian orang. Mungkin kita masih setuju untuk membeli asuransi mobil, asuransi kebakaran rumah atau asuransi kesehatan. Tetapi asuransi jiwa? No! TIDAK! Jangan bicara tentang kematianlah...
Asuransi jiwa sesungguhnya adalah proteksi penghasilan karena kita tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita. Namun, keluarga yang ditinggalkan masih harus melanjutkan hidup, cicilan rumah atau mobil masih harus dibayar hingga jangka waktu tertentu, anak kita membutuhkan biaya yang besar saat masuk perguruan tinggi kelak.
Ketika seseorang meninggal dunia, kehilangan emosional (emotional loss) tidak bisa diatasi oleh siapapun kecuali penghiburan dari kerabat, sahabat dan terutama Tuhan. Di samping kehilangan emosional (emotional loss) ada juga kehilangan ekonomi (economic loss). Penghasilan Anda sebagai kepala keluarga tiba-tiba terhenti. Di sinilah muncul kebutuhan untuk memproteksi penghasilan sekalipun Anda telah tidak bisa mendampingi orang yang Anda kasihi lagi.
Menghitung kehilangan ekonomi:
Berapa uang yang diperlukan untuk keluarga yang Anda cintai tergantung pada goal keuangan yang Anda tetapkan. Kira-kira nilainya sama dengan besaran dana pensiun yang Anda perlukan agar bisa menutup biaya hidup (living cost), biaya pendidikan anak, biaya kesehatan keluarga.